Sabtu, 28 November 2009

Cerpen Esia

Posted by Officer MNC-Sky Vision Ruko TIP Tlp.088218093573-085323023025 On 23.12
Fitri

Tahukah kau Fitri??? Kau bulan yang begitu suci tapi, sayang dibulan itu aku telah membuat kesalahan. Fadhil yang begitu pengertian,penyayang,tak pernah marahin aku,seketika itu pergi dengan membawa luka hati yang teramat dalam. Semua itu karena satu kata yaitu ‘perpisahan’.
Aku masih ingat dan akan selalu ingat apa yang tengah terjadi saat itu. Semuanya berawal dari ketakutanku akan kepulangan Akmal. Sebenarnya aku sama Akmal belum bubaran tapi, hatiku telah mengatakan Akmal sudah tidak ada dan bukan pacarku lagi. Kenapa aku berasumsi begitu? Semua karena kita sudah lama putus komunikasi semenjak dia berangkat ke Singapura untuk meneruskan pendidikannya. Bayangin 3tahun aku terombang-ambing dalam ketidakpastian menunggu Akmal. Akhirnya aku mencoba untuk melupakannya dan pada saat itulah muncul Fadhil yang selalu memberikan aku keceriaan. Akhirnya seiring dengan kesendirianku dan waktu yang terus berjalan aku menerima Fadhil sebagai teman dekatku.
Bulan demi bulan aku lalui kebahagiaan bersama Fadhil. Selama itu pula aku lebih mengenal lagi pribadi Fadhil bahkan keluarganya pun telah mengetahui dan menerima kedekatan kita. Aku begitu bahagia berada ditengah orang-orang yang menyayangiku. Apalagi Fadhil yang selalu berusaha buat ngertiin aku, dia orangnya pemaaf hampir tidak ada masalah berat apapun yang tak mampu kita selesaikan. Hanya satu yang tak pernah aku suka di diri Fadhil, kemauannya untuk mengejar sesuatu terkadang sering membuat dia mengabaikan kondisi fisiknya. Tapi, itulah Fadhil yang ulet yang selalu berusaha untuk membahagiakan orang tuanya.
Kebahagiaan berbulan-bulan bersama Fadhil,semuanya lenyap dengan hitungan menit. Aku selalu teringat siang itu aku begitu kacau, nggak tenang setelah melihat dengan mataku sendiri Akmal lewat di depan rumahku. Tadinya aku kira hanya khayalan tapi, hari demi hari aku bahkan sering melihatnya. Ternyata telah sekian tahun Akmal kembali pulang dan tidak menemuiku, hanya suratlah yang dia titipkan untukku beserta kartu permohonan maaf. Di surat itu Akmal meminta waktu untuk bertemu dan bilang masih sangat menyayangiku. Kemana saja dia selama ini tanpa kabar apapun?entahlah…begitu mudahnya dia bersikap seolah-olah tidak bersalah. Seketika itu pula aku teringat Fadhil, aku nggak mungkin menceritakan semuanya,aku nggak mau menyakiti Fadhil yang begitu sayang sama aku.
Sejak saat itulah hatiku bimbang dan entah mesti berbuat apa, aku nggak pernah lagi datang menemui Fadhil bahakan Akamal pun tidak aku pedulikan. Aku benar-benar nggak bisa berpikir tenang. Sampai hari itu tiba, hari yang telah membuatku memutuskan sesuatu yang sangat disayangkan dan telah membuat Fadhil kecewa. 2 hari sebelum lebaran, aku kirim surat ke Fadhil bahwa aku nggak bisa lagi bersamanya. Kesalahanku itu yang selalu ku ingat yang akhirnya dihari yang fitri itu Fadhil datang untuk meminta penjelasanku.
“Mil…Sadarkah kamu di hari yang fitri ini seharusnya seluruh umat islam saling memaafkan. Tapi, kamu malah menghancurkan salah satu kebahagiaanku, kamu telah merenggut satu impianku Mil. Aku berharap lebaran tahun ini diberikan kesempatan tuk berkumpul dengan berada ditengah-tengah keluargaku dan tentunya orang yang aku sayangi tapi,….kamu telah merusak harapanku. Apa sebenarnya salahku? Apa yang menjadikan kamu memutuskan aku padahal selama ini kita nggak ada masalah. Pasti ada sesuatu,please…bilang donk Mil masalah apa yang lagi kamu hadapi saat ini?”
Tatapan Fadhil terus memaksaku tuk memberikan alasan yang pasti tapi,aku sendiri bingung mesti gimana? Hati kecilku bilang aku masih menyayanginya tapi,…gimana dengan Akmal? Aku nggak mau Akmal tahu tentang Fadhil,aku nggak mau terjadi sesuatu pada Fadhil,aku tahu betul sifat Akmal yang agak sedikit arogan dan egois. Untuk alasan itulah aku memutuskan hubunganku dengan Fadhil. Semua kata-kata itu hanya terucap dihati tak mampu aku katakana didepan Fadhil yang pada saat itu sedang menunggu jawabanku. Tanpa pikir panjang,aku telah menghancurkan hatinya dengan alasanku yang sama sekali nggak masuk akal.
“ Fadhil…kamu nggak salah apa-apa,aku ingin sendiri saja, kita break lagian bentar lagi aku mau ikut ujian diluar kota,aku ingin konsentrasi dulu. Aku nggak mau hanya karena ini aku nanti kesannya jadi kurang perhatiin kamu,bikin kecewa kamu. Apalagi kamu sekarang lagi fokus-fokusnya kuliah dan kerja,tambah lagi aku bentar lagi masuk universitas jga di kota yang berbeda.” Alasanku saat itu sama sekali tidak berbobot dan semakin tambah kacau suasana.
“Hanya karena itu Mil,kamu tega memutuskan aku? Aku yakin pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku. Kalau cuma gara-gara jarak,kita sudah sama-sama dewasa pastinya dengan pengertian,adanya komunikasi jarak jauh dan saling percaya,dengan hal-hal seperti itulah kita sebenarnya mampu untuk bertahan. Bilang jujur Mil, apa sebenarnya yang terjadi sampai korbanin hubungan kita? Kasih aku alasan yang pasti Milly.”
Saat itu aku diam nggak tahu mesti bilang apa lagi,aku nggak tega ngeliat Fadhil yang sudah segitu baiknya sama aku. Fadhil kelihatan jengkel dengan sikapku itu.
“Milly…sampai kapan kamu akan terdiam seperti ini? Kemarin kita masih bisa happy,aku seneng banget ngeliat kamu ceria,sekarang tiba-tiba kamu ngehancurin semuanya Mil…” Sambil menghela napasnya Fadhil meneruskan pembicaraan “Baiklah Mil,kalau ini sudah menjadi keputusan kamu aku terima.Aku sadar mungkin aku bukan yang terbaik buat kamu dan mungkin kamu juga sudah tidak sayang lagi sama aku. Jaga diri baik-baik ya Mil,aku kan slalu jaga rasa sayang aku sama kamu meski kamu bukan milikku lagi.Jangan ulangi hal ini lagi ke orang lain ya…Minal Aidzin Walfaidzin!”
Aku Cuma bengong lihat kepergian Fadhil, ingin aku memanggilnya tapi tak bisa. Itulah terakhir kalinya aku melihat Fadhil. Sejak Fadhil pergi aku merasa sangant kehilangan bahkan aku merasa bersalah tlah nyakitin perasaannya.
Seminggu tlah berlalu Akmal kembali hubungi aku tapi,aku nggak ngehubungi dia balik hingga dia datang ke rumahku.Akmal minta dikasih kesempatan tuk ajak aku perbaiki hubungan yang sudah lama terabaikan. Janji-janji manisnya mulai keluar dan tidak membuat aku luluh.Malah saat itulah aku lebih berani untuk memutuskannya,aku benar-benar merasa bersalah dengan kepergian Fadhil cuma gara-gara Akmal pulang. Akhirnya Akmal sadar dan mau menerima keputusanku.
Aku lega sekali bisa lepas dari masalah-masalah seperti itu. Tapi dihatiku tetap slalu ada nama Fadhil. Entah dimana Fadhil saat ini? Yang pasti aku ingin katakana “Mohon Maaf Lahir Batin” karena di hari yang fitri ini aku telah berbuat kesalahan.
Fitri…kau bulan yang suci
Fadhil yang ku sayangi tlah pergi
Maafkan aku Fitri…
Aku tlah gagal menjaga emosi
Tapi ku yakin pada diriku sendiri
Suatu saat Fadhil pasti kembali
Membawa kebahagiaan yang pasti.

Inspiration : Taufik Hidayat
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

    Pengikut

  • Interaksi Pelanggan


  • TV Online

  • Gerai Esia Tasikmalaya

    Jln. HZ. Mustofa No. 372A
    Tasikmalaya
    Telp. 0265-9101112




    Bikin Website Murah Khusus Pelanggan Esia
    Supported by : Rumah69


    Supported by Dzikra Watch
    Aneka Jam Import Murah Berkualitas
    Hubungi : add PIN BB 33049CF6